Senin, 13 Mei 2013

RITUAL MANDI BALIMAU SUKU MELAYU - RIAU



KEBUDAYAAN DARI RITUAL SUKU MELAYU – RIAU
           
            Salah satu dari ritual suku Melayu – Riau adalah Balimau Kasai

Kebudayaan Ritual Balimau Kasai – masyarakat Kampar



Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.
Sedangkan kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.
Sebenarnya upacara bersih diri atau mandi menjelang masuk bulan ramadhan tidak hanya dimiliki masyarakat Kampar saja. Kalau di Kampar upacara ini sering dikenal dengan nama Balimau Kasai, maka di Kota Pelalawan lebih dikenal dengan nama Balimau Kasai Potang Mamogang. Di Sumatera Barat juga dikenal istilah yang hampir mirip, yakni Mandi Balimau. Khusus untuk Kota Pelalawan, tambahan kata potang mamogong mempunyai arti menjelang petang karena menunjuk waktu pelaksanaan acara tersebut.
Tradisi Balimau Kasai di Kampar, konon telah berlangsung berabad- abad lamanya sejak daerah ini masih di bawah kekuasaan kerajaan. Upacara untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan ini dipercayai bermula dari kebiasaan Raja Pelalawan. Namun ada juga anggapan lain yang mengatakan bahwa upacara tradisional ini berasal dari Sumatera Barat. Bagi masyarakat Kampar sendiri upacara Balimau Kasai dianggap sebagai tradisi campuran Hindu- Islam yang telah ada sejak Kerajaan Muara Takus berkuasa.
Keistimewaan Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang khas. Wisatawan yang mengikuti acara ini bisa menyaksikan masyarakat Kampar dan sekitarnya berbondong-bondong menuju pinggir sungai (Sungai Kampar) untuk melakukan ritual mandi bersama. Sebelum masyarakat menceburkan diri ke sungai, ritual mandi ini dimulai dengan makan bersama yang oleh masyarakat sering disebut makan majamba.

FILOSOFI DARI UPACARA RITUAL BALIMAU KASAI

            Balaimau bakasai ini berasal dari tradisi penduduk sungai gangga yang ada di india mereka menganut agama hindu yang memeiliki tradisi pnyucian diri di sungai, agar dosa-dosa merka hilang bersama mengalirnya air sungai tersebut dan kemudian agama itu berkembang di indonesia hingga sampai ke pelosok negeri yang ada di nusantara dan sungai di kampar ini sebagai bukti bahwa adanya agama hindu sampai di kampar ini sebagai bukti bahwa adanya agama hindu sampai di kampar adalah dengan adanya gugusan candi di muara takus (XIII Koto Kampar).
            Dan setelah masuk di daerah pelalawan berkembangnya Budaya dan Tradisi dan budaya itupun masih berkembang hingga sekarang ini semoga apa yang telah di wariskan oleh nenek moyang kita dahulu dapat lebih berkembang lagi hingga ke sanak cucu kita nanti.
Balimau Kasai bagi masyarakat Riau mempunyai makna yang mendalam yakni bersuci sehari sebelum Ramadhan. Biasanya dilakukan ketika petang sebelum Ramadhan berlangsung. Tua-muda turun ke sungai dan mandi bersama.Balimau artinya membasuh diri dengan ramuan rebusan limau purut atau limau nipis. Sedangkan kasai yang bermakna lulur dalam bahasa Melayu adalah bahan alami seperti beras, kunyit, daun pandan dan bunga bungaan yang membuat wangi tubuh.
Tradisi ini, berlangsung sejak turun menurun di kalangan Melayu Riau. Tradisi dilakukan hampir di seluruh kabupaten/kota yang ada, dengan nama berbeda satu sama lain. Contohnya saja Balimau Kasai  lebih dikenal oleh masyarakat Kabupaten pelalawan . Di Pekanbaru, tradisi ini dinamakan Petang Megang sedangkan di Indragiri Hulu cukup dengan nama Balimau saja.
Balimau Kasai artinya mensucikan diri baik lahir dan batin, sebelum datangnya Ramadhan,"menurut masyarakat.  Kebanyakan orang  kegiatan Balimau Kasai ini merupakan ritual wajib yang harus dilakukan. Selain mandi di sungai dengan limau yang dianggap sebagai penyucian fisik, ajang ini juga dijadikan sarana untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim dengan saling mengunjungi dan meminta maaf.Namun sanagat disayangkan pada saat ini,  tradisi ini semakin menyalahi, dulu ada batasan antara lelaki dan perempuan. Sekarang semua bercampur baur. Tidak lagi menunjukkan mensucikan diri yang sebenarnya,

NILAI FILOSOFIS DARI MANDI BALIMAU

Mandi Balimau kasai tersebut bukanlah termasuk sunnah rosulullah, melainkan hanya sebagai tradisi semata yang memiliki nilai filosofis yang tinggi bagi masyarakat pelalawan dan sekitarnya, Selain momen membersihkan diri secara zahir, mandi Balimau Kasai juga merupakan momentum untuk menjalin silaturrahmi dan acara saling maaf memaafkan dalam rangka menyambut tamu agung yaitu Syahru Ramadan Syahrus Siyam, jadi bukanlah sebuah keyakian yang memiliki dalil naqli  secara qat’i. tapi ini lebih kepada sebuah adat yang bersendikan syara’ (Syariat Islam) syara’ bersandikan Kitabullah yang secara filosifisnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa kemajuan zaman hari ini secara langsung maupun tidak memberikan dampak negative terhadap kehidupan kita dalam kerangka adat istiadat, banyak terjadi distorsi sejarah, salah interpretasi terhadap nilai-nilai adat yang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, termasuk mandi Balimau Kasai.Bisa kita lihat dari tahun ketahun kegiatan mandi Balimau Kasai telah dinodai dengan tindakan yang  yang berseberangan dengan syariat islam diantaranya berhura-hura, berboncengan laki-laki dan perempuan yang bukah muhrim, mandi massal yang bercampur antara laki-laki dan perempuan, mabuk-mabukan sampai kepada musik yang menjauhkan masyarakat dari mengingat Allah Swt.
Padahal dulunya, tradisi ini merupakan hal yang tergolong urgen dan sakral. Sebelum memasuki bulan puasa atau sebelum magrib, anak kemenakan dan menantu atau juga yang tua serta murid akan mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adat, atau guru ngaji  mereka datang dalam rangka meminta maaf menjelang masuk bulan suci.

Disusun Oleh : Amaliyah Novinda .S. (10112690)

SUMBER :
http://kmk312hazmi.wordpress.com/budaya/upacara-balimau-kasai/                                                           

Jumat, 10 Mei 2013

Ilmu Budaya Dasar

Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri
berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan
halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan
bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain
sebagai manusia itu sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar
termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui
pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan
bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar
yaitu :
1.       Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai
keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas
dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5
salah
2.       Ilmu-ilmu sosial ( social scince )
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi
hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak
dapat berubah dari saat ke saat.
3.       Pengetahuan budaya ( the humanities )
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataan yang bersifat
unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang
mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat
dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni
tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic
Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah
manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya daar berbeda dengan pengetahuan
budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris disebut basic
humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan
istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah
nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan
ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

http://vaniaibd.blogspot.com/2012/10/pengertian-ilmu-budaya-dasar.html



LATAR BELAKANG ILMU BUDAYA DASAR

Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan
oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai
sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa
penjajahan. System pendidikan tersebut merupakan kelanjutan dari
politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van Deventer.
Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang
administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran
usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita.
Sampai sekarang, system pendidikan yang terkotak-kotak telah
menghasilkan banyak tenaga ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu
tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk
menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil.
Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber
utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka
diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social
masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga
dalam masalah budaya. Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu
menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan kehidupan masyarakat
serta gejolak perkembangan dan kebutuhannya, dan juga mengenali
dimensi lain di luar disiplin ilmunya. Sebagai ikhtisar untuk tujuan
itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap pembentukan
sarjana, yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam
lingkungan masyarakat.[2]
Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya
Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi
dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan tinggi
diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai
seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
·         Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai
peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan
analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife
pemecahannya.
·         Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan dalam bidang
profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para
tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
tinggi dalam bidang profesinya.
·         Kemampuan personal yang merupakan kemampuan kepribadian.
Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan
sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang
mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai
keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan
yang luas dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarkat Indonesia.

Adapun latar belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks
budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan
permasalahannya sebgai berikut :
·         Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku
bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam
berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari
ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
·         Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat yang
menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan sikap yang mengubah
anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah
menimbulkan mobilitas social, yang diikuti oleh hubungan interaksi
yang bergeser dalam kelompok masyarakat. Sementara ini, terjadi juga
penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dengan demikian,
dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu membawa akibat jauh dalam
kehidupan berbangsa.
·         Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan
transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya
antarsuku maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadinya kontak budaya
dengan kebudayaan asing bukan hanya menyebabkan intensitasnya menjadi
lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan cepat dan
luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang
kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang
sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.


http://sm4rtsblog.blogspot.com/2012/03/latar-belakang-dan-ruang-lingkup-ilmu.html



Tema yang diambil oleh kelompok kami adalah manusia dan penderitaan
dengan menampilkan sebuah musikalisasi puisi dengan lagu dari Michael
Jackson yang berjudul Heal The World dengan lyric:

There's a place in your heart
And I know that it is love
And this place could be much
Brighter than tomorrow.
And if you really try
You'll find there's no need to cry
In this place you'll feel
There's no hurt or sorrow.
There are ways to get there
If you care enough for the living
Make a little space, make a better place.

Chorus:
Heal the world
Make it a better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for
You and for me.


If you want to know why
There's a love that cannot lie
Love is strong
It only cares for joyful giving.
If we try we shall see
In this bliss we cannot feel
Fear or dread
We stop existing and start living
Then it feels that always
Love's enough for us growing
Make a better world, make a better world.

Chorus:
Heal the world
Make it a better place
For you and for me and the entire human race.
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for
You and for me.


There are people dying if you care enough for the living
Make a better place for you and for me.
There are people dying if you care enough for the living
Make a better place for you and for me.

You and for me / Make a better place
You and for me / Make a better place
You and for me / Make a better place
You and for me / Heal the world we live in
You and for me / Save it for our children
You and for me / Heal the world we live in
You and for me / Save it for our children
You and for me / Heal the world we live in
You and for me / Save it for our children
You and for me / Heal the world we live in
You and for me / Save it for our children

Puisi yang kami sampaikan pada musikalisasi puisi ini adalah:

PENDERITAAN

Jiwa menangis diiris sedih

Bermuram durja penuh penderitaan

Jiwa terseduh menangis merintih

Badan terkulai penuh penderitaan



Bagai terdengar angin menderu – deru

Awan tebal bergulung – gulung

Halilintar gemuruh bagai peluru

Semesta alam bagai berkabung



Tak ada kawan menghapus gundah

Tak terdengar langkah orang bertandang

Sendirilah jiwa rasa tenggelam di air bah

Tidak terdengarlah orang menjelang?



Hanya terdengar angin menderu – deru

Di angkasa dingin nan lebar

Adakah orang mengulurkan tangan itu?

Ya, Allah membisikkan supaya sabar



Kelompok 3:

Amaliyah Novinda Sofiana

Bilal Gorbi Ibrahim

Indah Tri Mulyanti

Rafie Zachary

Reza Khotibul Umam

Rida Fika

Siti Nurmala

Adrian Octama